Sejak Majapahit menyerang Bali dibawah Pimpinan Patih Gajah Mada, Desa Banjarasem telah ada, seperti yang termuat dalam buku “Bali kalah dari Majapahit tahun 1343 M” (CC Breg,tt,) dan dipertegas lagi dalam buku Ekspedisi Gajahmada ke bali (Ginarsa, 1986) membuktikan bahwa pasukan Krian Kepakisan dan Krian Temenggung mampu menguasai desa-desa : Clukan Bawang, Banjarasem, Umanyar, Yehanakan, Kalopaksa, Ularan.
Bila diteliti dari adanya Dadia-Dadia (Klien Kecil Patrilinial) yang membangun Desa Banjarasem tidaklah sebagai keberadaan sekarang dan bila dikaitkan dengan pelinggih yang terbuat dari batu yang ada di mrajan beberapa Dadya (terutama Pelinggih Surya) ada kesamaannya dengan Surya yang terbuat dari batu yang ada di Pura Desa, nampaknya Desa Banjarasem dibangun oleh beberapa Dadya di Banjarasem, diantaranya Dadya Pasek Gaduh, yang dikisahkan pecahan dari Belah Batuh (Soebandi, 1985) yang mungkin dengan beberapa Dadya lain sangat dekat dengan pendirian Desa ini dan Desa yang relatife tua ini bertambah-tambah penduduknya setelah kedatangan Patih Ularan Dalem Takmung (Klungkung) juga dengan keberadaan uwug Perean, uwug Payangan, Pembrontakan Agung Maruti, dan lain-lain. Dari hal tersebut diatas semua menambah daftar nama penduduk banjarasem sehingga jumlah nya berkembang sampai saat ini. Adapun asal muasal Desa Banjarasem kalau di tinjau dari sisi nama, berdasarkan cerita (Oral History) bahwa : Pura Empelan (di sebelah Timur Pura Desa Banjarasem sekarang) dan sekaligus di tempatkan itu distanakan Dewa Gede Desa.
Di bura Empelan ini lah mereka sepakat untuk memindahkan penyungsungan (Pura) kearah barat agar terhindar dari banjir yang sewaktu-waktu melanda Pura Empelan tersebut.
Akhirnya kurang lebih abad ke-16 dibangunlah Pura Desa yang sekaligus dianggap berdirinya Desa, yang mana ditempat mendirikan Pura Desa tersebut terdapat banyak pohon asam tumbuh lalu dinamailah Pura Desa tersebut dengan nama “ PURA ANYAR CELAGI MEJAJAR”.
Dari nama pura inilah muncul nama Desa Celagi Mejajar yang di dalamnya berstana Dewa Gede Desa, Dewi Sri, dan persimpangan-persimpangan Betara dari pura Agung Gede Pulaki dan pesanakanya. Selanjutnya berpungsi sebagai Pura Puseh Desa.
Dari nama CELAGI MEJAJAR ini lah diambil artinya menjadi Desa BANJARASEM (Celagi = Asem, Mejajar = Banjar).
Demikianlah Sejarah Desa Banjarasem yang sudah di gali dan disepakati bersama oleh warga desa sampai sekarang
(Sumber)
Tidak ada komentar: